Sekolah Adiwiyata: Mewujudkan Generasi Peduli dan Bertanggung Jawab

Sekolah memainkan peran vital dalam menanamkan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan kepada generasi muda, sehingga mereka membentuk nilai dasar terhadap lingkungan di masa depan dengan pendidikan lingkungan sejak dini.

Siti Maryam

2/28/20245 min read

Sekolah Adiwiyata, atau yang lebih akrab disebut sebagai green school, bukanlah sekadar lembaga pendidikan biasa. Mereka mendedikasikan diri untuk menjadi wadah bagi generasi muda, tempat mereka tumbuh dan berkembang menjadi individu yang peduli serta bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Dengan memanfaatkan program-program inovatif dan kurikulum yang didasarkan pada prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan, sekolah-sekolah ini berperan penting dalam membentuk karakter siswa-siswinya.

Didirikan berdasarkan Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sekolah Adiwiyata bertujuan untuk menciptakan masyarakat sekolah yang memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi. Mereka mengusung enam pilar utama dalam Prilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH), termasuk menjaga kebersihan sanitasi, mengelola sampah dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan melaksanakan kegiatan penanaman serta pemeliharaan pohon dan tanaman.

  • Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH

  • Nota Kesepahaman antara Menteri LHK, Mendikbudristek, Menag & Mendagri No: PKS.5/MENLHK/SETJEN/SET.1/5/2022,05/V/NK/2022, 10 Tahun 2022, 420/2953/SJ tentang PengembanganPendidikan Lingkungan Hidup

  • PerMenLHK P.52/MENLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 tentang GPBLHS

  • PerMenLHK P.53/MENLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 tentang Penghargaan Adiwiyata

  • PerMenLHK No. 23 Tahun 2022 tentang Perubahan atas PerMen LHK P.52/MENLHK/Setjen/Kum.1/9/2019tentang GPBLHS

Pojok Aturan:

Lebih dari sekadar tempat belajar, sekolah Adiwiyata juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik serta berperan dalam melestarikan lingkungan hidup. Mereka ingin membantu membangun kesadaran lingkungan demi masa depan yang berkelanjutan, sambil memastikan bahwa seluruh warga sekolah terlibat dalam menyelamatkan lingkungan hidup.

Salah satu perbedaan utama sekolah Adiwiyata dengan sekolah lain adalah pendekatan holistik mereka terhadap lingkungan. Ini tercermin dalam kurikulum mereka yang tidak hanya fokus pada aspek lingkungan, tetapi juga pada pengembangan norma dasar seperti kebersamaan, keterbukaan, dan keadilan, serta prinsip partisipatif dalam manajemen sekolah.

Kurikulum di sekolah Adiwiyata didasarkan pada prinsip edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan. Prinsip edukatif mendorong siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan alam, sementara prinsip partisipatif melibatkan seluruh pihak dalam manajemen sekolah. Prinsip berkelanjutan menjamin kelangsungan program Adiwiyata hingga tujuan kesadaran lingkungan tercapai.

Melalui pendekatan ini, sekolah Adiwiyata bukan hanya menghasilkan siswa yang pintar secara akademis, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan. Mereka menjadi agen perubahan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan, terdapat serangkaian tujuan yang perlu dipahami secara mendalam untuk memahami esensi dari program Adiwiyata, di antaranya:

  1. Mewujudkan Masyarakat Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan
    Maksudnya adalah menciptakan suasana di sekolah yang mendukung, tempat di mana tidak hanya pembelajaran terjadi, tetapi juga dijadikan sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai kepedulian lingkungan. Harapannya, kesadaran akan lingkungan sekitar akan meningkat di antara anggota sekolah, dan usaha untuk melestarikan lingkungan dapat berhasil dilakukan.

  2. Mendukung Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
    Maksudnya adalah menjadi motor penggerak dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan. Ini dilakukan dengan memasukkan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam setiap aspek kegiatan sekolah, dengan tujuan untuk kepentingan masa depan generasi berikutnya.

  3. Mengembangkan Norma Dasar dan Prinsip Partisipatif
    Maksudnya adalah untuk memupuk nilai-nilai dasar seperti solidaritas, transparansi, kesetaraan, integritas, keadilan, serta kesadaran akan pelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Pendekatan partisipatif juga diterapkan, di mana sekolah terlibat dalam manajemen yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.

  4. Mendorong Pencapaian Standar Kompetensi Dasar dan Kelulusan
    Maksudnya adalah untuk mendukung pencapaian standar kompetensi dasar dan standar kompetensi kelulusan (SKL) pendidikan dasar serta menengah. Ini menunjukkan bahwa program Adiwiyata tidak hanya berfokus pada lingkungan, tetapi juga pada aspek pendidikan secara keseluruhan.

  5. Mengoptimalkan Efisiensi Penggunaan Dana Operasional Sekolah
    Maksudnya adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan sumber daya dan energi. Hal ini dilakukan dengan mengurangi konsumsi dari berbagai sumber daya serta energi, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat ekonomis dan lingkungan yang signifikan.

  6. Melindungi dan Mengelola Lingkungan Hidup Secara Aktif
    Maksudnya adalah untuk meningkatkan upaya dalam melindungi serta mengelola lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian pencemaran, kerusakan, serta pelestarian fungsi lingkungan di sekolah. Ini menunjukkan komitmen sekolah Adiwiyata dalam menjadi bagian dari solusi terhadap tantangan lingkungan yang dihadapi.

Dengan semua tujuan yang diemban, program Adiwiyata bukan hanya menjadi wadah pembelajaran, tetapi juga menjadi landasan kuat dalam membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, untuk masa depan yang lebih baik.

Program dan kurikulum di sekolah Adiwiyata

Kurikulum pembelajaran di sekolah Adiwiyata umumnya mirip dengan sekolah lain pada tingkat pendidikan yang sama. Namun demikian, sebagai green school, mereka menawarkan beberapa program khusus yang terkait dengan pelestarian lingkungan, seperti:

  • Penjadwalan piket kelas harian.

  • Program Jumat bersih yang melibatkan kegiatan pelestarian lingkungan di sekolah seperti membersihkan selokan, merawat kebun bunga, menanam sayuran, dan mengelola limbah sesuai jadwal yang ditetapkan.

  • Ekstrakurikuler lingkungan, yakni program di luar kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan satu minggu sekali dengan melakukan kegiatan berbasis lingkungan, seperti menanam, memelihara, dan mengelola lingkungan sekolah.

  • Adanya fasilitas berbasis lingkungan, seperti taman toga sekolah, kolam ikan, hutan sekolah, atau green house.

  • Terdapat program pengelolaan sampah yang mencakup pembuatan kompos atau penggunaan sampah untuk karya seni.

  • Melakukan kebijakan penghematan energi dengan menempelkan stiker imbauan di dekat keran air atau saklar listrik.

Meskipun mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) tidak lagi termasuk dalam kurikulum, program-program ini menjadi metode pembelajaran pengganti yang efektif untuk mempromosikan kesadaran lingkungan di kalangan siswa.

  1. Membentuk Tim Adiwiyata Sekolah

  2. Memetakan Potensi & Masalah Lingkungan Hidup di Sekolah

  3. Menyusun Laporan mengenai Aspek Lingkungan Hidup (EDS)

  4. Menyusun Rencana Gerakan Pembinaan Lingkungan Hidup Sekolah (GPBLHS), baik yang bersifat tahunan maupun empat tahunan

  5. Mengintegrasikan Rencana GPBLHS dalam dokumen perencanaan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

  6. Monitoring dan Evaluasi oleh tim Penilai untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan program Adiwiyata.

Tata Cara Menjadi Sekolah Adiwiyata

Jumlah sekolah Adiwiyata Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2023

Antusiasme di Jawa Barat

Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah sekolah Adiwiyata di wilayah Jawa Barat, di mana banyak sekolah telah berhasil meraih penghargaan tingkat nasional. Menurut statistik yang disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2023, tercatat bahwa sebanyak 32 sekolah di provinsi Jawa Barat telah dianugerahi status sebagai sekolah Adiwiyata tingkat nasional, sementara 4 sekolah lainnya berhasil meraih predikat sekolah Adiwiyata tingkat mandiri. Keberhasilan ini mencerminkan semangat dan komitmen yang kuat dalam upaya melestarikan lingkungan serta membangun budaya kesadaran lingkungan di kalangan siswa dan sekolah.

Pada tahun yang sama, sejumlah sekolah di Kuningan, Jawa Barat, termasuk di antaranya SMP IT Al-Multazam dan MAN 1 Kuningan, berhasil masuk sebagai sekolah Adiwiyata tingkat nasional. Keberhasilan kedua sekolah ini menjadi percontohan bagi sejumlah sekolah lain pada tahun 2024. Himpunan Pegiat Adiwiyata (HPAI) Kabupaten Kuningan aktif dalam memberikan bimbingan dan dukungan kepada sekolah-sekolah calon Adiwiyata untuk tahun berikutnya. Dalam tiga bulan terakhir, HPAI Kabupaten Kuningan telah menggelar serangkaian kegiatan edukasi, baik teknis maupun non-teknis, guna memastikan pencapaian target program Adiwiyata.

Perbandingan peraih Adiwiyata dengan Jumlah Sekolah di Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2023

Peraih Adiwiyata Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2023

Sumber: * Dapodikdasmen, 2023 dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat

Harapan untuk Masa Depan

Diharapkan bahwa dengan semakin banyaknya sekolah Adiwiyata, kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup akan semakin meningkat. Sekolah Adiwiyata bukan hanya tempat belajar, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam membangun budaya lingkungan yang berkelanjutan.

Sekolah Adiwiyata adalah tonggak penting dalam mempersiapkan generasi masa depan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan program-program yang inovatif dan komitmen yang kuat, mereka membawa harapan untuk masa depan hijau yang lebih baik.

- Mahasiswa Ilmu Lingkungan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan -