Mahasiswa KKN IPB University Ajak Warga Desa Langensari Kurangi Limbah Dapur menjadi Pupuk Organik Cair
Inovasi sederhana ini membuat warga Desa Langensari lebih cerdas mengelola limbah dapur, sambil menumbuhkan kesadaran lingkungan. Gerakan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) ini menjadi simbol perubahan kecil yang berdampak besar bagi kebersihan dan pertanian desa.
Langensari, 11/7/2024 & 31/7/2024– Di tengah suasana desa yang asri, Kelompok Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) IPB University hadir dengan semangat untuk berbagi ilmu dan pengalaman. Mereka tidak sekadar menyapa warga Desa Langensari Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat, tetapi juga membawa harapan baru untuk lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Dalam dua kesempatan yang berbeda, yaitu pada Kamis (11/7) dan Rabu (31/7), para mahasiswa ini menggelar demonstrasi pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang diharapkan dapat menjadi solusi sederhana namun efektif untuk mengelola limbah organik dari dapur.
Naufal Aditya Rahman, yang didapuk sebagai Koordinator Desa (Kordes) KKN IPB University, tampak bersemangat saat berbicara di hadapan ibu-ibu PKK, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), dan Anggota Karang Taruna. Ia menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah memanfaatkan limbah dapur rumah tangga yang sering kali dianggap sebagai sampah tak berguna. “Kita ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap limbah dapur. Dari yang tadinya dibuang begitu saja, menjadi sesuatu yang bernilai seperti Pupuk Organik Cair (POC) ini,” ujar Naufal dengan penuh keyakinan.
Di bawah bimbingan Naufal dan timnya, para peserta diajak memahami proses pembuatan POC, mulai dari mengumpulkan sisa-sisa makanan, sayur, dan buah, hingga mencampurkannya dengan molase atau larutan gula aren serta cairan EM4 untuk kemudian difermentasi selama 30 hari. Para ibu-ibu PKK dan anggota KWT, yang biasanya akrab dengan aktivitas memasak sehari-hari, tampak antusias mengikuti setiap langkah. Bagi mereka, ini bukan hanya sekadar belajar membuat pupuk, tetapi juga sebuah langkah kecil untuk menjaga bumi bagi generasi mendatang.
Misbah, Ketua Karang Taruna Desa Langensari, menyambut baik inisiatif ini. Baginya, pengetahuan tentang POC adalah sesuatu yang sangat berharga untuk diterapkan di desa yang sebagian besar warganya masih sangat bergantung pada pertanian. “Kami, sebagai pemuda desa, ingin punya peran lebih dalam menjaga lingkungan. Dengan belajar membuat POC, kami bisa membantu mengolah limbah organik dari warga sehingga tidak hanya menjadi sampah, tapi juga bermanfaat bagi tanaman dan pertanian di desa ini,” katanya dengan penuh semangat.
Sementara itu, Ibu Nur, seorang tokoh perempuan yang aktif di PKK dan Ketua KWT, merasa senang dengan adanya kegiatan ini. Ia mengungkapkan bahwa pengetahuan baru ini sangat relevan dengan keseharian para ibu rumah tangga. “Biasanya sisa makanan dan bahan dapur langsung kita buang ke tempat sampah. Tapi sekarang, kami jadi tahu kalau itu bisa diolah menjadi pupuk yang tidak hanya murah tapi juga alami, tanpa bahan kimia berbahaya,” ucapnya dengan mata berbinar.12
Pupuk Organik Cair yang mereka pelajari dapat diaplikasikan dengan berbagai cara; disemprotkan pada daun tanaman atau langsung dituangkan ke akar, memberikan nutrisi tambahan yang alami bagi tanaman. Selain itu, dengan modal yang minim dan proses yang mudah, para ibu-ibu di desa ini bisa mengurangi ketergantungan mereka pada pupuk kimia yang mahal dan berisiko bagi kesehatan tanah.
Kegiatan yang digelar di aula kantor Desa Langensari ini tidak hanya mengedukasi, tetapi juga membangun solidaritas antarwarga. Momen-momen kebersamaan saat meracik pupuk, diselingi dengan canda tawa dan diskusi ringan tentang pertanian organik, menjadikan kegiatan ini lebih dari sekadar transfer ilmu. Ini adalah langkah kecil menuju perubahan besar, di mana setiap orang di desa bisa berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Melalui inisiatif ini, mahasiswa KKN IPB University telah menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mengolah limbah dapur. Mereka telah menanamkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan bahwa setiap langkah kecil yang diambil hari ini akan membawa manfaat besar di masa depan.
Dengan harapan besar di hati, Naufal dan timnya pun pamit dari Desa Langensari, meninggalkan warisan pengetahuan yang akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan suburnya tanah di desa itu. Keberhasilan kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat bisa menghasilkan dampak yang positif dan berkelanjutan.