Kayu Manis: Pilar Ekonomi dan Tantangan di Kabupaten Kerinci

Turunnya harga kayu manis di Kabupaten Kerinci mengganggu ekonomi lokal, menuntut langkah-langkah strategis untuk pemulihan industri.

Rafly Rifansyah Setiawan

2/29/20242 min read

Kayu manis (Cinnamomum burmannii), dengan keharuman khasnya dan citarasa manis yang menggoda, telah menjadi salah satu elemen yang tak terpisahkan dari berbagai hidangan dan minuman. Namun, di balik kelezatannya, kayu manis memiliki peran yang jauh lebih penting di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia. Ia bukan sekadar bumbu dapur biasa, melainkan merupakan pilar ekonomi yang mengangkat martabat dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Kabupaten Kerinci dikenal luas sebagai salah satu pusat produksi kayu manis terbesar di Provinsi Jambi. Dengan luas lahan mencapai 40.632 hektar dan produktivitas yang mencapai 1,33 ton per hektar, Kerinci telah menjadi lokasi utama penanaman kayu manis di Indonesia. Nama "Kerinci" bahkan telah menjadi standar dalam perdagangan internasional untuk produk kayu manis berkualitas tinggi.

Namun, belakangan ini, kabar kurang menggembirakan datang dari pasar kayu manis. Harga kayu manis mengalami penurunan yang cukup signifikan, menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani dan pedagang lokal. Hal tersebut disebabkan berkurangnya permintaan kayu manis di pasar global, yang berdampak pada perekonomian masyarakat Kabupaten Kerinci yang mayoritas menggantungkan hidup pada produksi kayu manis.

Menjelang bulan puasa, harga kayu manis di Kabupaten Kerinci, Jambi, masih belum stabil. Hal ini akan sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat Kabupaten Kerinci yang mayoritas petani kayu manis. Menurut Usman Ali, seorang petani kayu manis asal Siulak, harga kayu manis basah hitam turun dari Rp25.000 menjadi Rp12.000 hingga Rp15.000 per kilogram.

Turunnya harga kayu manis tentu tidak sebanding dengan lamanya waktu menunggu hasil panen kayu manis. Untuk mendapatkan hasil kayu manis berkualitas terbaik, petani butuh waktu puluhan tahun. Belum stabilnya harga kayu manis membuat masyarakat enggan menjual kebun kayu manis mereka. Sebagai akibatnya, banyak dari mereka beralih menjadi pekerja serabutan di ladang atau sawah warga bahkan ada yang nekad menjadi tenaga kerja imigran ke Malaysia.

Kabupaten Kerinci terkenal sebagai penghasil kayu manis terbaik di dunia dan juga penghasil kayu manis terbesar di dunia. Namun, turunnya harga kayu manis dari Rp25.000 menjadi Rp12.000 hingga Rp15.000 per kilogram di tingkat petani telah memberikan dampak serius bagi para pelaku usaha kayu manis di Kabupaten Kerinci. Harga yang tidak sesuai harapan ini tidak sebanding dengan waktu yang diperlukan untuk memanen kayu manis, yang mencapai 20 hingga 30 tahun.

Meskipun terdapat berbagai faktor yang memengaruhi penurunan harga kayu manis, langkah-langkah perlu diambil untuk mengatasi tantangan ini dan menjaga keberlanjutan industri kayu manis di Kabupaten Kerinci. Salah satu solusi yang diusulkan adalah dengan meningkatkan nilai tambah produk kayu manis melalui inovasi dan diversifikasi produk. Kerja sama antara pemerintah, petani, pedagang, dan pihak terkait lainnya menjadi kunci dalam mencari solusi yang tepat untuk mengatasi penurunan harga dan mendukung pertumbuhan industri kayu manis secara berkelanjutan.

Perhatian dari pemerintah dan stakeholder terkait juga sangatlah penting dalam menemukan solusi yang tepat guna mengatasi penurunan harga kayu manis dan mendukung para petani serta pedagang dalam menjaga industri ini tetap berjalan dengan baik. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan kayu manis tetap menjadi komoditas yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kerinci dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu produk unggulan Indonesia di pasar internasional. Dengan kerja keras dan kolaborasi semua pihak, kayu manis akan terus menjadi kebanggaan dan sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat Kerinci.

Sumber Bacaan:
Metro TV. 2024. Harga Kayu Manis di Kerinci Turun. Pada Tautan https://www.youtube.com/watch?v=-t2V7pMbWoY tanggal 1 Februari 2024.
Sanjaya, A. 2024. Harga Kayu Manis di Kerinci Turun Harga. Pada Tautan https://www.rri.co.id/jambi/bisnis/542210/harga-kayu-manis-di-kerinci-turun-harga tanggal 03 Februari 2024.
Triwahyuni I. 2022. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) (Studi kasus pada PT. Cassia Co-op Kota Sungai Penuh). [skripsi]. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi.