Ekspedisi Kawasan Konservasi 2024: Menyingkap Keanekaragaman Hayati di Taman Hutan Raya Bunder
Ekspedisi Kawasan Konservasi 2024 di Taman Hutan Raya Bunder merupakan inisiatif penting untuk mengedukasi mahasiswa mengenai keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem, melibatkan empat kelompok studi dalam penelitian yang berfokus pada produktivitas sumber daya hutan, hubungan masyarakat dengan hutan, potensi serapan karbon, dan pengamatan satwa liar.
Sumber: Panitia EKSKAVASI 2024
Indonesia dikenal sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati yang luar biasa, memainkan peran penting dalam pembangunan nasional. Namun, tantangan perlindungan dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya hayati sangat mendesak untuk menjamin kesejahteraan masyarakat sekarang dan di masa depan. Salah satu langkah strategis dalam mencapai tujuan ini adalah dengan pengelolaan hutan yang terintegrasi.
Kawasan hutan di Indonesia memiliki tiga fungsi utama: konservasi, perlindungan, dan produksi. Taman Hutan Raya (TAHURA) merupakan contoh kawasan hutan yang berfungsi sebagai konservasi. Menurut UU No. 41 Tahun 1990, TAHURA bertujuan untuk koleksi tumbuhan dan satwa, baik asli maupun bukan, serta untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan rekreasi. Fungsi ini sangat penting untuk memastikan bahwa keanekaragaman hayati kita dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.
Dalam rangka mengedukasi masyarakat dan meneliti potensi keanekaragaman hayati, Ekspedisi Kawasan Konservasi 2024 (EKSKAVASI) dilaksanakan oleh Forestry Students of Sebelas Maret (FORESMA) dari Universitas Sebelas Maret (UNS). Kegiatan ini melibatkan empat kelompok studi yang akan melakukan penelitian di Taman Hutan Raya Bunder, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. Tema besar yang diusung adalah “Menyingkap Keanekaragaman Hayati dan Potensi Jasa Lingkungan,” dengan tujuan utama: Menyediakan ruang pembelajaran bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian yang dapat dipublikasikan dan Mengumpulkan data observasi lapang yang akurat sebagai basis pembaruan penelitian di kawasan TAHURA Bunder.
Dalam upaya mendalami keanekaragaman hayati, pengambilan data lapangan pada Ekspedisi Kawasan Konservasi 2024 dilakukan oleh empat kelompok studi dengan fokus penelitian yang berbeda-beda:
1. Kelompok Studi Hasil Hutan membagi penelitiannya menjadi dua fokus: Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan Ekowisata. Mereka mengkaji produktivitas rumput kolonjono yang tumbuh di bawah tegakan kayu putih, dengan harapan dapat mengungkap potensi besar dari tanaman ini jika dikelola secara berkelanjutan. Selain itu, mereka juga menganalisis potensi risiko ekowisata di sekitar blok pemanfaatan Taman Hutan Raya Bunder dengan berkolaborasi bersama BPDAS Serayu Opak Progo.
2. Kelompok Studi Kajian Strategis mengeksplorasi hubungan antara masyarakat dan hutan. Mengingat ketergantungan masyarakat pada sumber daya hutan, wawancara dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) menjadi esensial untuk memahami pemanfaatan hutan, baik secara fisik maupun non-fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran Taman Hutan Raya Bunder dalam meningkatkan kesejahteraan anggota KTH.
3. Kelompok Studi Plantae fokus pada potensi serapan karbon yang dimiliki oleh vegetasi, terutama spesies karst asli di blok koleksi. Mereka menganalisis kemampuan serapan karbon dari pohon-pohon dominan serta pola sebaran spesies yang ada, memberikan wawasan penting untuk upaya mitigasi perubahan iklim.
4. Kelompok Studi Satwa Liar mengamati aves dan herpetofauna sebagai indikator kesehatan ekosistem. Mereka mengkaji distribusi herpetofauna dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaannya, serta dampak strata vegetasi terhadap populasi burung. Penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi pola interaksi antara spesies dengan habitat mereka.
Sumber: Panitia EKSKAVASI 2024