Dosen Silvikultur IPB Pulang Kampung, Latih Masyarakat Jatinangor Budidaya Tanaman Hutan
Dosen Silvikultur IPB University kembali ke Jatinangor untuk memberikan pelatihan budidaya tanaman hutan bagi masyarakat dan pemangku kepentingan, sebagai wujud pengabdian dan dukungan terhadap pengelolaan hutan yang berkelanjutan.


Momen kebersamaan tim dosen Departemen Silvikultur IPB University bersama para peserta pelatihan di depan Kantor UPTD Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan Jawa Barat, Jatinangor — semangat kolaborasi demi hutan yang lestari dan berkelanjutan. (📸 Panitia)
Jatinangor, Sumedang – Ada yang istimewa dari kegiatan “Dosen Pulang Kampung 2025” yang digelar IPB University tahun ini. Tiga dosen dari Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB kembali ke tanah kelahiran mereka—kali ini ke Jatinangor, Jawa Barat—untuk berbagi ilmu tentang budidaya tanaman hutan kepada para pelaku lapangan dan pengelola hutan lokal.
Adalah Prof. Dr. Ulfah J. Siregar, Prof. Dr. Noor Farikhah Haneda, dan Bayu Winata, S.Hut., M.Si., yang didampingi oleh peneliti perbenihan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Dede J. Sudrajat, S.Hut., M.T., yang menjadi narasumber utama dalam pelatihan tersebut. Mereka hadir tidak sekadar mengajar, tetapi juga mendengarkan dan membangun dialog dua arah dengan masyarakat yang setiap hari bergelut langsung dengan hutan.
Bekerja sama dengan UPTD Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan (SPTH) Jawa Barat, pelatihan ini berlangsung pada 10 Juni 2024 di kantor SPTH, Jatinangor. Sekitar 31 peserta dari berbagai unsur—mulai dari staf SPTH, Kelompok Tani Hutan (KTH), Cabang Dinas Kehutanan Wilayah V dan IX, pengelola Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda, hingga perwakilan dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE)—ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Berbagi Ilmu, Menanam Harapan
Pelatihan bertema “Budidaya Tanaman Hutan: Seleksi Pohon Plus, Teknik Budidaya, Hama-Penyakit, dan Pengelolaan Perbenihan Tanaman Hutan untuk Menunjang Sertifikasi Benih” ini tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga memberikan wawasan praktis yang sangat dibutuhkan masyarakat lapangan. Para peserta belajar bagaimana memilih pohon sengon unggul, mengenali hama dan penyakit, hingga memahami proses penting dalam sertifikasi benih tanaman hutan.
Kegiatan ini dibuka oleh Taofik Hidayat, S.Hut., M.P., Kepala Bagian Tata Usaha SPTH Jawa Barat, yang juga merupakan Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama. Dalam sambutannya, Taofik menegaskan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga riset, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan.
Tri Dharma dan SDGs: Langkah Kecil, Dampak Besar
Melalui program ini, IPB University membuktikan komitmennya terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi—khususnya pengabdian kepada masyarakat—dengan cara yang membumi dan menyentuh langsung kebutuhan riil di lapangan. Tak hanya itu, pelatihan ini juga menjadi kontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 15, yakni menjaga ekosistem daratan dan keanekaragaman hayati.
“Harapan kami, pelatihan ini bisa menjadi langkah awal untuk mendorong pengelolaan hutan yang lebih lestari dan berbasis ilmu pengetahuan,” ujar Bayu Winata, salah satu dosen penggagas kegiatan ini.
Dari Kampus untuk Kampung, Demi Masa Depan Hutan Indonesia
Kegiatan “Dosen Pulang Kampung” bukan sekadar program tahunan—ia adalah simbol pengabdian dan kepedulian terhadap tanah kelahiran, sekaligus wujud nyata dari semangat membangun Indonesia dari desa. Dengan bekal ilmu dan pengalaman, para dosen IPB ini hadir untuk menanam benih perubahan: bukan hanya pada tanah, tetapi juga pada manusia.
Karena sejatinya, menjaga hutan bukan hanya soal menanam pohon, tetapi juga menumbuhkan pengetahuan, semangat, dan rasa memiliki di hati masyarakatnya.

